GKJ PURWOKERTO

TIDAK BERES

Bacaan : Matius 1:1-17


Tahukah anda makna peribahasa berikut ini: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Artinya kira-kira perilaku anak yang tidak jauh berbeda dengan orang tuanya. Orang tuanya pemarah, anak pun jadi pemarah. Orang tuanya tidak banyak bicara, sang anak pun tumbuh menjadi pendiam.
Lalu, apa yang terlintas di benak anda saat membaca Matius 1: 1-17? Bagaimana anda melihat perilaku Yesus dibanding dengan nenek moyangnya?
Jika hendak dirunut, kehidupan nenek moyang Yesus pun tidak terlepas dari ketidakberesan. Misalnya hubungan antara Yehuda dengan Tamar yang menurunkan Peres dan Zerah. Awalnya Yehuda mengira bahwa Tamar adalah perempuan sundal. Padahal mereka adalah mertua-menantu.
Di ayat 5, tertulis nama Rahab. Rahab adalah perempuan sundal dari Yerikho yang menyelamatkan 2 orang pengintai Israel sebelum Israel mengepung kota Yerikho. Ia menyelamatkan kedua pengintai dengan cara berbohong kepada orang-orang Yerikho yang mencari kedua orang pengintai itu. Dan dari Rahab, lahirlah Boas yang merupakan kakek Raja Daud.
Satu contoh lagi adalah Raja Daud. Sedemikian terpikatnya Daud oleh keelokan Betsyeba, hingga Daud tega memerintahkan agar Uria, istri Betsyeba, ditempatkan di garis depan pertempuran yang membuat Uria gugur. Dan akhirnya, lahirlah Salomo.
Silsilah Yesus sejak awal, sudah bermasalah. Lalu bagaimana Yesus bisa memiliki 'perilaku' atau buah yang tidak sama dengan 'pohon' darimana Ia berasal? Tentu saja karena Ia dikandung dari Roh Kudus. Tetapi bagaimana dengan kita? Bisakah kita juga lepas dari pengaruh tidak baik para pendahulu kita? BISA!
Sama seperti Yesus yang dikandung dari Roh Kudus. Kita juga harus dilahirkan dari Roh Kudus. Kita harus bertobat. Ini adalah langkah awal dalam memperbaiki perilaku kita dan tentu saja generasi yang kita turunkan kelak.
Berikutnya, kita tetap memiliki rasa hormat dan menghargai. Tanpa keberadaan pendahulu-pendahulu itu, kita tidak bisa ada di sini sekarang.
Kemudian, kita juga harus menerima keadaan mereka. Baik kekurangan maupun kelebihan. Dan yang penting adalah mengampuni dan mengasihi. Apapun dan seberat apa pun dampak dari dosa yang mereka lakukan, pengampunan dan kasih adalah dua hal penting yang menjembatani.